Tulisan Oleh: Hayfa Tsurraya

PRESS RELEASE:
Komurindo-Kombat 2018/2019

Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) & Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (KOMBAT) 2019 telah diadakan pada tanggal 24-25 Agustus 2019 di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Kompetisi yang diselenggarakan oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) ini memiliki 3 kategori yaitu Wahana Sistem Kendali, Muatan Balon dan Muatan Roket.

Kompetisi ini diikuti oleh berbagai Universitas di Indonesia dan salah satu universitas yaitu UGM mengirimkan timnya yaitu Gadjah Mada Aerospace Team (GMAT). GMAT mengikut-sertakan tiga timnya yaitu Ugrasena untuk kategori Wahana Sistem Kendali, Gathotkaca untuk kategori Muatan Roket, dan Maheswara untuk kategori Muatan Balon.

Perlombaan diadakan di Landasan Udara TNI AU Cikelet. Kondisi udara pada hari pelaksanaan cukup berangin. Dimulai dari jam 4 subuh, Minggu, 25 Agustus 2019, para peserta tiba di Landasan Udara TNI AU Cikelet untuk kompetisi pertama yaitu Muatan Balon. Tiap tim menerbangkan muatan balonnya hingga mencapai ketinggian maksimal 18 km. Kemudian pada pukul 07.30 WIB, KOMURINDO-KOMBAT dibuka secara resmi oleh Thomas Djamaluddin selaku Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ditandai dengan peluncuran roket ke udara, diikuti dengan kompetisi Muatan Roket di tepi pantai.

Pada pukul 09.00 WIB, perlombaan Wahana Sistem Kendali dimulai. Setiap tim yang dipanggil mulai memasuki lapangan untuk memulai menerbangkan wahana mereka. Kecepatan angin pada peluncuran mencapai 10 m/s. Sempat mengalami masalah pada peluncuran pertama, Tim Ugrasena berhasil melakukan peluncuran pada sesi 2. Namun, keadaan angin yang tidak memungkinkan menyebabkan Tim Ugrasena akhirnya harus puas mengakhiri peluncuran tanpa menyelesaikan misi utama.

Pengumuman pemenang diadakan di Gedung Integrasi LAPAN pada malam harinya. LAPAN memberikan penghargaan kinerja tertangguh kepada Ugrasena dari GMAT untuk kategori Wahana Sistem Kendali. Penghargaan Tim Tertangguh diberikan secara insidental tahun ini setelah dewan juri melihat tangguhnya sistem kendali dari Tim Ugrasena.